Anggota parlemen Rusia telah menjadwalkan sidang minggu depan untuk mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis pro-Rusia dari Ukraina, ketua parlemen Rusia dikatakan Pada hari Jumat, anggota parlemen pro-Kremlin menyarankan langkah tersebut akan memicu perang skala penuh antara Moskow dan Kiev.
Partai Komunis Rusia memiliki a resolusi minggu ini meminta Presiden Vladimir Putin untuk secara resmi mengakui Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang diproklamirkan sendiri dan Republik Rakyat Luhansk (LPR).
Ukraina telah berperang dengan wilayah pro-Rusia yang memisahkan diri yang dikenal secara kolektif sebagai Donbass sejak 2014, ketika Moskow juga mencaplok Krimea. Ketegangan berkobar lagi dalam beberapa bulan terakhir karena ketakutan Barat bahwa pasukan Rusia dapat menyerang negara di dekat perbatasan Ukraina, sebuah klaim yang dibantah oleh Kremlin ketika berusaha untuk mendapatkan konsesi keamanan dari Amerika Serikat dan NATO.
Vyacheslav Volodin, ketua majelis rendah parlemen Rusia, Duma Negara, mengatakan dia akan berkonsultasi dengan para pemimpin partai minggu depan untuk membahas inisiatif pengakuan wilayah Ukraina yang memisahkan diri.
“Mengikuti hasil, kita harus mempertimbangkan masalah di Dewan Duma Negara,” tulisnya di program pesan Telegram, mencatat bahwa para pemimpin partai besar telah menyatakan dukungan untuk usulan Komunis.
“Satu hal yang sangat jelas: kita perlu mencari solusi untuk memastikan keamanan warga dan rekan kita di DNR dan ARC,” kata Volodin.
Pada 2019, Putin menawarkan kewarganegaraan kepada penduduk Donbass melalui prosedur yang disederhanakan untuk mengeluarkan paspor Rusia. Lebih dari setengah juta paspor Rusia telah diberikan kepada penduduk Donbass pada pertengahan 2021.
Kremlin mengatakan pada hari Jumat pihaknya menyambut tinjauan legislatif atas proposal Partai Komunis untuk mengakui wilayah pro-Rusia di Ukraina timur. Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan bahwa masalah ini tetap “sensitif” dan “sangat penting untuk menghindari langkah apa pun yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan.”
Anggota partai Pro-Kremlin Rusia Bersatu Alexander Borodai mengatakan dia mengharapkan militer Rusia berperang dengan Ukraina jika Moskow mengakui kemerdekaan Donbass.
“Perang akan menjadi kebutuhan mendesak,” Reuters dikutip Borodai, mantan perdana menteri Donetsk, mengatakan. “Rusia harus memikul tanggung jawab keamanan tertentu.“
Perang Kyiv melawan separatis pro-Rusia telah merenggut lebih dari 13.000 nyawa.
Negara-negara Barat menuduh Rusia memberikan pasukan, senjata, dan bantuan lain kepada separatis, klaim yang dibantah oleh Moskow.