Kepala republik Tatarstan Rusia akan kehilangan gelar “presiden”, simbol terakhir federalisme Rusia yang tersisa setelah sentralisasi kekuasaan Kremlin selama puluhan tahun.
Presiden Tatarstan malah akan menyandang gelar “Rais”, istilah bahasa Arab yang berarti “pemimpin”, menurut publikasi tersebut.
Anggota parlemen di wilayah mayoritas Muslim memperkenalkan undang-undang baru untuk mengubah gelar pemimpin Tatarstan sehari setelah mayoritas besar telah memilih serangkaian pengeditan sebelumnya yang menurunkan jabatan kepresidenan Tatarstan.
Majelis legislatif Tatarstan memberikan suara untuk menyetujui perubahan dalam pembacaan akhir mereka pada hari Jumat, lapor kantor berita dilaporkan.
Anggota parlemen diharapkan untuk mengadopsi amandemen baru terhadap konstitusi Tatarstan pada akhir tahun agar sejalan dengan konstitusi Rusia tahun 2020 dan undang-undang tahun 2021 yang menghapuskan presidensi daerah.
Namun, presiden Tatarstan saat ini, Rustam Minnikhanov, akan mempertahankan gelar “presiden” hingga masa jabatannya berakhir pada September 2025, tambah mereka.
Analis politik Mikhail Vinogradov dan Vitaly Ivanov menjelaskan proses berlarut-larut tersebut memberi tahu Vedomosti bahwa otoritas regional pada saat yang sama mencoba menunjukkan penentangan mereka terhadap Moskow dan mencegah demonstrasi publik di tengah persiapan Tahun Baru.
“Ini adalah atribut terakhir dari kedaulatan Tatarstan setelah banyak yang dihapuskan sebelumnya,” kata ilmuwan politik Alexei Makarkin, Kamis.
“Ini adalah momen simbolis,” kata Makarkin, wakil kepala Pusat Teknologi Politik yang berbasis di Moskow.
Ditanya manfaat nyata apa yang akan diberikan oleh perubahan gelar kepada Presiden Vladimir Putin, dia berkata: “Mungkin hanya ada satu presiden. Ini adalah prinsip pusat (kekuasaan).
Tatarstan – yang memilih untuk memisahkan diri dari Rusia pada 1992 tetapi tetap berada di dalam Federasi Rusia setelah menyetujui perjanjian pembagian kekuasaan dengan Moskow – telah lama dilihat oleh para pengamat sebagai benteng terakhir federalisme Rusia.
Sementara 12 wilayah Rusia dianugerahi kepresidenan lokal pada 1990-an, mereka secara bertahap dibubarkan di bawah tekanan Moskow. Tatarstan adalah satu-satunya yang mempertahankan gelar setelah negara tetangga Bashkortostan melepaskannya pada 2015.
Hilangnya kursi kepresidenan didahului oleh serangkaian pembatasan lain yang dikenakan pada otonomi daerah. Pada tahun 2017, Tatarstan terpaksa meninggalkan sekolah wajib di Tatar, bahasa resmi keduanya – sebuah pukulan telak bagi pelestarian identitas kawasan tersebut.