Kanselir Jerman Olaf Scholz menjadi pemimpin Eropa kedua dalam seminggu menolak Tes virus corona yang dilakukan Rusia selama kunjungannya ke Kremlin pada hari Selasa.
Pemimpin baru Jerman itu bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan harapan dapat meredakan ketegangan di Ukraina sehari setelah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Kiev.
Media Jerman melaporkan bahwa seorang dokter kedutaan Jerman di Moskow melakukan tes terhadap Scholz, bukan staf medis Rusia, sesuai kebutuhan.
Berdasarkan Gambar Dan Koran Jerman SelatanOtoritas kesehatan Rusia diundang untuk mengamati tes Scholz dengan alat yang dibawa dari Jerman.
Kremlin mengatakan penolakan Schulz untuk melakukan tes PCR tidak akan memengaruhi pertemuannya dengan Putin pada Selasa malam atau citra pemimpin Rusia itu di panggung dunia.
“Ini hanyalah tindakan sementara, hal ini disebabkan oleh situasi epidemiologis,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada Interfax.
Peskov juga menegaskan bahwa Scholz dan Putin akan duduk “pada jarak yang lebih jauh dari biasanya”.
“Hal ini sama sekali tidak akan mempengaruhi sifat pertemuan, isi atau durasinya,” tambahnya.
Selama pembicaraannya dengan Putin pekan lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron dikenakan pembatasan – termasuk pengaturan tempat duduk yang siap meme – karena menolak melakukan tes Covid-19 Rusia. Reuters kemudian melaporkan bahwa Macron tidak mau menyerahkan DNA-nya kepada negara Rusia.
Video yang dirilis oleh Kremlin menunjukkan Putin dan Scholz duduk di meja putih besar yang sama untuk perundingan Putin-Macron.
Putin, yang mengaku menerima vaksin Sputnik V Rusia, telah mengikuti protokol kesehatan yang ketat sejak awal pandemi, termasuk mewajibkan pengunjung untuk menjalani karantina serta mengadakan pertemuan penting pemerintah melalui konferensi video.
Pada hari Senin, Putin terlihat duduk di meja panjang lainnya selama pertemuan yang disiarkan televisi dengan diplomat tertinggi dan kepala pertahanannya.