Rusia masih mengerjakan tanggapan tertulisnya terhadap surat Amerika Serikat mengenai tuntutan besar Moskow akan “jaminan keamanan” di Eropa Timur, kata Moskow pada Selasa.
Washington Post melakukannya dilaporkan Senin, mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, yang ditanggapi secara tertulis oleh Moskow Washington saat itu dan NATO bulan lalu menolak permintaan Rusia untuk memblokir Ukraina dari kemungkinan keanggotaan dalam aliansi militer pimpinan AS.
Namun Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Selasa membantah bahwa mereka menanggapi surat Amerika.
Kremlin mengatakan Moskow telah menyampaikan “ide-ide berbeda” kepada Washington dan masih mengerjakannya “tanggapan utama” terhadap surat AS tersebut, yang menyebabkan “kebingungan” seputar komentar Departemen Luar Negeri. Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, menambahkan bahwa presiden akan memutuskan sendiri kapan harus menanggapi surat AS tersebut.
Kantor berita milik negara RIA Novosti dikutip seorang sumber diplomatik senior yang mengatakan surat itu bukan tentang tanggapan AS terhadap tuntutan keamanan Moskow, melainkan berisi pertanyaan tentang pemahaman anggota NATO tentang prinsip “keamanan yang tidak dapat dibagi”. Sumber itu mengatakan Rusia masih mengerjakan tanggapan resminya terhadap AS dan NATO.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengharapkan “reaksi awal” Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap tanggapan Washington selama panggilan telepon hari Selasa dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
“Tanggapannya, tanggapannya adalah tanggapan yang paling berarti bagi kami,“Harga dikatakan Senin pada konferensi pers.
Putin mengatakan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron pekan lalu bahwa dia akan “mempelajari dengan cermat” reaksi Barat dan “memutuskan tindakan lebih lanjut”. Presiden Rusia menuduh AS dan NATO menolak tuntutannya, selain menghalangi aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan NATO, penempatan rudal serang di dekat perbatasan Rusia dan relokasi infrastruktur militer Barat termasuk dari Eropa Timur.
Sementara itu, Kedutaan Besar Rusia di Washington mengeluarkan serangkaian tuntutan menyusul tweet Departemen Luar Negeri yang menuduh Rusia mengancam Ukraina dengan 100.000 tentara di perbatasan.
“(Dia) Washingtonlah, bukan Moskow, yang menimbulkan ketegangan,” katanya dalam postingan Facebook Selasa pagi.
“Kami tidak akan mundur dan tetap memperhatikan serta mendengarkan ancaman sanksi AS,” memperingatkan kedutaan.