Krimea yang dianeksasi Rusia tetap menghadapi risiko serangan Ukraina, kata Kremlin pada Kamis setelah pihak berwenang yang berpihak pada Rusia diklaim menembak jatuh drone di semenanjung Laut Hitam.
Afiliasi Krimea dari organisasi berita Amerika RFE/RL dilaporkan mendengar ledakan dahsyat di pelabuhan Sevastopol, yang merupakan markas Armada Laut Hitam Rusia.
Gubernur Sevastopol yang berpihak pada Kremlin, Mikhail Razvozhayev mengatakan, suara itu adalah suara pesawat tak berawak yang ditembak jatuh.
“Tidak diragukan lagi ada risiko, karena pihak Ukraina melanjutkan kebijakan mengorganisir serangan teroris,” juru bicara Dmitry Peskov memberi tahu wartawan dalam rapat harian.
Situs militer Rusia di Krimea, serta jembatan yang menghubungkan Rusia daratan ke semenanjung, telah dilanda serangkaian serangan sejak pasukan Moskow menginvasi Ukraina pada Februari, mendorong gubernurnya yang berpihak pada Kremlin untuk mundur bulan lalu. benteng.
Pada hari Kamis, Peskov menyebut langkah-langkah Krimea untuk memperkuat pertahanan “efektif” tetapi berhenti menilai apakah itu cukup untuk melindungi dari serangan di masa depan.
Kiev telah berjanji untuk mengambil kembali Krimea – yang direbut Rusia pada tahun 2014 menyusul protes pro-demokrasi di Ukraina dan penggulingan presiden Kiev yang bersahabat dengan Kremlin – karena berbatasan dengan wilayah terdekat yang dikuasai Rusia.
Peskov membantah bahwa Rusia telah meluncurkan invasi untuk merebut wilayah baru Ukraina, mengklarifikasi komentar Presiden Vladimir Putin sehari sebelumnya bahwa wilayah baru yang dianeksasi Moskow berarti “hasil yang signifikan” dalam kampanye militer.
“Salah satu tujuan utama operasi militer khusus, seperti yang diumumkan presiden pada 24 Februari, adalah untuk melindungi orang-orang yang tinggal di tenggara Ukraina, di Donbas,” kata Peskov.
“Wilayah ini dianeksasi sebagai hasil referendum sesuai dengan perlindungan itu,” kata juru bicara Putin dalam pengarahan harian kepada wartawan.
Pengamat internasional secara luas mengkritik referendum September di wilayah Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk dan Luhansk Ukraina sebagai penipuan.
Ketika ditanya berapa lama perang akan berlangsung, Peskov merujuk pertanyaan itu kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, siapa diprediksi “masa damai” tahun depan dalam sebuah wawancara dengan Politico Europe.
“Zelensky tahu kapan semuanya bisa berakhir, semuanya bisa berakhir besok jika dia mau,” kata Peskov setelah Putin diberikan Rabu bahwa kampanye bisa menjadi “panjang”.
AFP melaporkan.