Setidaknya 39 tentara dan warga sipil tewas dalam dua hari terakhir dalam bentrokan terburuk antara musuh Armenia dan Azerbaijan sejak 2016.
Pertikaian antara negara-negara bekas republik Soviet akibat sengketa wilayah yang telah berlangsung selama satu dekade dapat mempersulit para pemain regional Rusia dan Turki. Amerika Serikat, Eropa, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Sekretaris Jenderal PBB semuanya menyerukan diakhirinya permusuhan.
Berikut penjelasan singkat mengenai konflik di Nagorno-Karabakh dan peran Rusia dalam konflik tersebut:
— Mengapa mereka berkelahi?
Armenia dan Azerbaijan telah bentrok terkait Nagorno-Karabakh sejak 1988, ketika wilayah pegunungan berpenduduk kurang dari 150.000 jiwa itu mendeklarasikan kemerdekaan dari Azerbaijan.
Perang yang terjadi kemudian menewaskan 30.000 orang dan membuat ratusan ribu orang mengungsi sebelum berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1994. Bentrokan kekerasan antara pasukan Armenia dan Azerbaijan terus berlanjut sejak saat itu.
Konflik ini bermula pada tahun 1921, ketika pemerintah Soviet mencaplok wilayah yang didominasi etnis Armenia ke Azerbaijan.
— Pihak mana yang didukung Rusia?
Rusia, sebagai perantara kekuatan utama di kawasan ini, memelihara hubungan ekonomi yang erat dengan Armenia dan Azerbaijan dan memiliki hubungan yang baik hati-hati sikap terhadap gejolak yang baru-baru ini terjadi. Namun, Armenia lebih berada dalam orbit Moskow sebagai anggota blok militer dan ekonomi regional yang dipimpin Rusia, CSTO dan EEU, sedangkan Azerbaijan tidak.
Dukungan dan jaminan militer Rusia sangat penting bagi Armenia, yang anggaran pertahanannya dibayangi oleh belanja senjata Azerbaijan. Selain itu, Armenia menjadi tuan rumah pangkalan militer Rusia di dekat kota terbesar kedua.
Di sisi lain, Azerbaijan yang berbahasa Turki secara terbuka didukung oleh sekutunya yang berpengaruh, Turki. Ankara berselisih dengan Yerevan terkait Genosida Armenia selama Perang Dunia I dan menutup perbatasannya dengan Armenia sejak 1993.
Azerbaijan juga berusaha menampilkan diri kepada negara-negara Eropa sebagai pemasok energi alternatif ke Rusia.
— Apa yang telah dilakukan Rusia dalam menanggapi bentrokan serupa di masa lalu?
Rusia menjadi perantara gencatan senjata awal pada Mei 1994 dan mengakhiri Perang Empat Hari pada April 2016, sebuah konflik yang menewaskan sedikitnya 110 orang.
Rusia, Perancis dan Amerika Serikat menengahi upaya perdamaian sebagai “Kelompok Minsk”, namun upaya besar terakhir untuk mencapai kesepakatan damai gagal pada tahun 2010.
Rusia juga punya memasok baik Armenia maupun Azerbaijan dengan persenjataan bernilai miliaran dolar AS, termasuk kendaraan tempur infanteri, peluncur rudal, dan amunisi.
AFP melaporkan.